cover
Contact Name
Munirah Tuli
Contact Email
munirahtuli@ung.ac.id
Phone
+6281294614208
Journal Mail Official
jppt@apps.ipb.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Journal of Marine Research
ISSN : -     EISSN : 24077690     DOI : 10.14710/jmr.v9i4.28340
Core Subject : Agriculture, Social,
The Journal of Tropical Fisheries Management is managed by the Department of Water Resource Management, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Bogor Agricultural University aims to publish the results of basic, applied research in the scope of fisheries resources, fish stock studies, and population dynamics, fish biodiversity, fisheries technology, industrialization and fish trade, fisheries management, and fisheries development policies in the tropics, especially Indonesia. The scope of the area includes: Marine Fisheries Coastal Fisheries Inland Fisheries The focus and scope of this publication are expected to contribute thoughts for the government to strengthen the science of fisheries management
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research" : 9 Documents clear
Morfometri Penyu Yang Tertangkap Secara Bycatch Di Perairan Sambas, Kalimantan Barat Surya Fajar; Edi Wibowo Kushartono; Sri Redjeki
Journal of Marine Research Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.537 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25901

Abstract

ABSTRAK : Di dunia ada 7 jenis penyu dan 6 diantaranya terdapat di Indonesia. Penyu telah mengalami penurunan yang drastis jumlah populasinya dalam jangka waktu terakhir ini. Berkurangnya populasi penyu itu antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah penyu yang tertangkap secara bycatch oleh jaring nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi dan morfometri penyu yang tertangkap secara bycatch di perairan Sambas. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Maret - 31 Mei 2016 di Perairan Sambas, Kalimantan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan yaitu lokasi, jumlah dan morfometri yang meliputi panjang karapas dan lebar karapas penyu yang tertangkap secara bycatch serta pengambilan data parameter perairan yaitu suhu, pH, salinitas, kecerahan, dan kedalaman. Data yang telah didapat dianalisis menggunakan grafik dan analisis regresi korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah laut Selimpai merupakan lokasi tertangkapnya penyu secara bycatch paling banyak dengan jumlah 4 ekor Penyu hijau dan 3 ekor Penyu Lekang tertangkap secara bycatch diberbagai lokasi di perairan Sambas. Morfometri penyu yang tertangkap secara bycatchmemiliki ukuran panjang karapas berkisar 38 - 68 cm dan lebar karapas berkisar 35 - 65 cm. Penambahan ukuran panjang karapas diikuti dengan penambahan ukuran lebar karapas yang dibuktikan dengan nilai determinasi (R²) sebesar 0,991 atau 99,1 %. Parameter lingkungan memiliki nilai suhu rata - rata adalah 28,95°C, nilai pH adalah 7, nilai salinitas rata - rata adalah 28,27 ‰, nilai kecerahan rata - rata adalah 2,26 m dan nilai kedalaman rata - rata adalah 12,86 m.ABSTRACT : In the world there are 7 species of sea turtles and 6 of which are found in Indonesia. The sea turtles has undergrone a drastic decline in the number of population in this last periode of time. The decline in the population of sea turtles that, among others, is influence by several factors and one of them was captured bycatch by fishermen nets. This research aims to know the location and morphometrics of sea turtles are caught in bycatch in the waters of Sambas, West Kalimantan. This research wa conducted on 10th march – 31st may 2016 in the waters of Sambas, West Kalimantan. The methods use in this research is descriptive method. The data collected that is the location, number and morphometrics which includes carapace length and carapace width of sea turtles caught in bycatch and data retrieval parameters water is temperature, pH, salinity, brightness and depth. Data obtaines were analyzed using graph and correlation regression analysis. The results showed that in sea Selimpai was the location of the capture of sea turtles in most heavily by the number of 4 green turtles and 3 olive ridley are caught in bycatch has a size of carapace length range in 38 - 68 cm and carapace width range in 35 - 65 cm. The additions of the carapace length size affects the size of the addition of the carapace width as evidence by value determination (R²) of 0,991 atau 99,1 %. Environmental parameters has a value of average temperature is 28,95°C, a value of pH is 7, the value of the average salinity is 28,27 ‰, average brightness value is 2,26 m and an average depth is 12,86 m.
Pemanfaatan Mangrove Rhizophora mucronata Sebagai Pewarna Alami Kain Katun Lutfianna Fatma Dewi; Delianis Pringgenies; Ali Ridlo
Journal of Marine Research Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.945 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25896

Abstract

ABSTRAK : Bagian-bagian pohon dari R. mucronata seperti serasah daun, kulit kayu, maupun limbah propagul diketahui memiliki kandungan pewarna yang ramah lingkungan. Potensi pewarna alami dari tumbuhan ini dapat menjadi alternatif bahan produksi bagi industri batik di Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan di Teluk Awur, Jepara, Jawa Tengah pada bulan Oktober 2015 kemudian dilakukan ekstraksi pewarna, pewarnaan, dan berbagai analisis. Tujuan penelitan adalah untuk mengetahui kualitas pewarna alami dari bagian-bagian pohon R. mucronata sebagai pewarna alami pada kain katun. Sampel R. mucronata yang diambil yaitu kulit kayu, limbah propagul, dan serasah daun. Ekstraksi pewarna dilakukan menggunakan air panas pada suhu 30°C, 50°C, dan 70°C. Pengikatan warna setelah pencelupan menggunakan kain katun mori primissima dengan mordan tawas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna cokelat dihasilkan oleh ekstrak R. mucronata. Analisis FTIR dan UV Vis mengindikasikan adanya senyawa tanin terkondensasi. Pengujian Total Phenol Content (TPC) dan Total Flavonoid Content (TFC) menunjukkan hasil positif sebesar 2,4950 mg GAE/g untuk TPC dan 0,6516 mg QE/g untuk TFC. Hasil pindaian dengan Scanning Electron Microscope menunjukkan granula-granula yang pecah pada spesimen. Kualitas pewarnaan pada kain menunjukkan kisaran hasil antara 3 (cukup) hingga 4 (baik) dan telah memenuhi standar SNI. Pewarna dari serasah daun pada ekstraksi 70°C menunjukkan hasil terbaik di antara yang lain. ABSTRACT : The tree parts of R. mucronata such as the leaves litter, bark, and propagule are known for containing dyes that are environmentally friendly. This natural dye potential could be used for the production resource alternative for the batik industry in Indonesia. Sampling was conducted in Teluk Awur, Jepara, Central Java on October 2015 and followed by dye extraction, dying process, and also several analysis. The purpose of this research was to discover the quality of natural dye from R. mucronata on cotton fabric. Samples that were taken from R. mucronata were bark, leaves litter, and propagule litter. Dye extraction used hot water method with variants of temperature: 30°C, 50°C, dan 70°C. The color locking after dyeing used cotton fabric with mori primissima type and alum as the mordant. The obtained result from extract R. mucronata showed brown color. Condensed tannin was indicated from FTIR and UV Vis analysis. Total Phenol Content and Total Flavonoid Content assays showed positive result as follows: 2,4950 mg GAE/g for TPC and 0,6516 mg QE/g for TFC. Scanning result using Scanning Electron Microscope showed that the granules break on the specimen. Color fastness quality showed the range of result from colored fabric from 3 (enough) until 4 (well) and already fulfilled SNI standard. The dye extracted from leaves litter in 70°C showed the best result among the others. 
Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Dalam Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Perna viridis) Di Perairan Trimulyo, Semarang Murraya Murraya; Nur Taufiq-Spj; Endang Supriyantini
Journal of Marine Research Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.826 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25902

Abstract

ABSTRAK : Perairan Trimulyo merupakan salah satu perairan di kota Semarang yang menjadi tempat pembuangan limbah domestik maupun limbah industri dan banyak ditemukan kerang hijau yang masih dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan logam berat besi (Fe) pada air, sedimen dan kerang hijau (P.viridis) dan mengetahui tingkat pencemaran logam besi (Fe) di Perairan Trimulyo, Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2016 hingga 15 Maret 2016 dengan metode studi kasus. Logam  berat  Fe  dalam  sampel  air, sedimen  dan  kerang  hijau  dianalisis  di  Balai  Besar  Teknologi  Pencegahan Pencemaran  Industri  (BTPPI)  Semarang  dengan  menggunakan  alat  AAS (Atomic Absorption  Spectrophotometry). Konsentrasi logam berat Fe di perairan Trimulyo memiliki nilai yang tidak terdeteksi di setiap stasiun yaitu <0,001 mg/L. Kandungan logam berat Fe pada sedimen berkisar antara 1,96-3,30 mg/kg dan kandungan logam berat Fe pada kerang hijau (P. viridis) berkisar antara 150,93-153,64 mg/kg.  Kandungan logam Fe di perairan belum melewati ambang batas baku mutu menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, sedangkan sedimen belum melebihi batas batas baku mutu menurut Wisconsin Department of Natural Resources tahun 2003 dan pada kerang hijau (P. viridis) telah melebihi baku mutu menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) tahun 2009: Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 7387 tentang maksimal cemaran logam berat dalam pangan. ABSTRACT : Trimulyo waters is one of the waters in Semarang that becoming domestic and industrial waste sewage and many of green mussels are found and still consumed. The purpose of this study is to determine the content of iron (Fe) in water, sediment and green mussel (P. viridis) and to find out its polution level Trimulyo waters, Semarang. This study was conducted on January 11, 2016 to March 15, 2016 using case study method. Iron (Fe) found in sample of water, sediments and mussels were analyzed in Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BTPPI) Semarang using AAS method (Atomic Absorption Spectrophotometry). Concentration of iron (Fe) in Trimulyo waters has an undetected value on each stations, which is <0.001 mg/L. While in sediment varies from 1.96 to 3.30 mg/kg and 150.93 to 153.64 mg/kg in green mussel (P. viridis). Waters quality in the water column and sediment have not exceed the limit of quality standard according to Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 and the 2003 Wisconsin Department of Natural Resources respectively, while green mussel (P. viridis) has passed the quality standard by Badan Standarisasi Nasional (BSN) tahun 2009: Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 7387 about the maximum contamination amount of heavy metals in food.
Kajian Kawasan Rehabilitasi Mangrove Di Desa Kartikajaya, Kecamatan Cepiring Dan Desa Margorejo Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal Muhamad Irfan Cahyo Putro; Chrisna Adhi Suryono; Rudhi Pribadi
Journal of Marine Research Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.962 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25897

Abstract

ABSTRAK : Upaya-upaya rehabilitasi mangrove sudah sering dilakukan dibanyak tempat di Indonesia, namun belum ada kajian hasil rehabilitasi untuk mengetahui sejauh mana upaya kegiatan rehabilitasi tersebut. Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu : (1) mengetahui struktur dan komposisi vegetasi mangrove; (2) mengkaji kegiatan rehabilitasi di lokasi penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif eksploratif dengan analisa struktur dan komposisi vegetasi mangrove, tabel, dan presentase. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 16 jenis mangrove. Kerapatan kategori pohon (tree) di Desa Kartikajaya  sebesar 1367 ind/ha – 2766 ind/ha yang didominasi oleh Avicennia marina, dan untuk Desa Margorejo memiliki nilai 600 ind/ha – 2433 ind/ha yang didominasi oleh Rhizophora mucronata. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Keseragaman (J’) mangrove di kedua lokasi penelitian termasuk dalam kategori rendah. Distribusi kelas diameter pohon di Desa Kartikajaya dan Desa Margorejo didominasi kelas 4 - 7 cm, sedangkan distribusi tinggi pohon didominasi oleh kelas 4,1 - 6 m. Peraturan tentang rehabilitasi dan pengelolaan mangrove di kedua lokasi belum tersosialisasi dengan baik, terdapat lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah yang terlibat rehabilitasi dan pengelolaan mangrove di kedua lokasi penelitian yang berperan cukup baik, dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi dan pengelolaan mangrove di Desa Kartikajaya lebih baik jika dibandingkan Desa Margorejo. ABSTRACT : Mangrove rehabilitation efforts have often performed in many places in Indonesia, but there have been no study results to determine the extent of the rehabilitation efforts of rehabilitation activity. The research aim to: (1) determine the structure and composition of mangrove vegetation; (2) assess the rehabilitation activities at the research location. The method use explorative descriptive method with analysis of the structure and composition of mangrove vegetation, table, and percentage. Based on the results of the research, researcher found 16 species of mangrove. Density of tree categories in the Kartikajaya for 1367 ind/ha - 2766 ind/ha dominated by Avicennia marina, and for Margorejo has a value of 600 ind/ha - 2433 ind/ha dominated by Rhizophora mucronata. Diversity Index (H ') and evenness (J') of mangrove in both location included in the low category. Distribution of diameter classes of trees in the Kartikajaya and the Margorejo dominated by a class of  4-7 cm, while the height of the tree distribution is dominated by a class of 4,1-6 m. Regulations on rehabilitation and management of mangroves in both locations have not been properly socialized, there are government and non-government institution that involved on rehabilitation and management of mangrove in both research sites and have a role well, and community participation in the rehabilitation and management of mangrove in Kartikajaya is better than in the Margorejo.
Studi Kesesuaian Wisata Pantai Sadranan Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta Dan Potensi Pengembangannya Sebagai Kawasan Wisata Bahari Ganang Wibisono; Ibnu Pratikto; Koesoemadji Koesoemadji
Journal of Marine Research Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.207 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25903

Abstract

ABSTRAK : Pantai Sadranan memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan pantai selatan lainnya, yaitu ikan karang beragam, pasir putih, dan memiliki gelombang yang relatif kecil. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesesuaian wisata pantai, wisata berenang, dan mengetahui daya dukung ekologis kawasan Pantai Sadranan. Menganalisis potensi aktivitas wisata yang cocok untuk Pantai Sadranan dan menyusun strategi pengembangan kawasan wisata bahari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2016 dengan metode deskriptif. Penentuan stasiun pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Daya Dukung Lingkungan Wisata, dan untuk analisa potensi pengembangannya menggunakan Analisis SWOT. Kondisi kualitas air Pantai Sadranan berkualitas baik, salah satu fenomena alam khas Pantai Sadranan yaitu tebing batu dengan volume bongkah batu sebesar 16,83m3, kedalaman perairan berkisar 0,73m – 1,27m, tingkat kecerahan perairan mencapai 100%, kemiringan gisik pantai 8,80, tipe pantai berupa pasir putih, air tawar tersedia dalam radius 20m, tinggi gelombang tahun 2015 sebesar 0,271m, kecepatan arus tahun 2015 sebesar 0,055m/det, lebar pantai 10,317m, flora dan fauna yang beragam. Pantai ini  memiliki nilai IKW kategori rekreasi pantai sebesar 85,71 % sedangkan untuk kategori berenang sebesar 88,57 %, nilai ini termasuk dalam kategori sangat sesuai untuk kegiatan wisata. Daya dukung lingkungan untuk rekreasi pantai adalah 34 orang dan untuk wisata berenang adalah 40 orang. Pantai Sadranan secara umum sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari. ABSTRACT : Sadranan beach has unique characteristics and different from other south coast, that reef fish variety, white sand, and has a relatively small wave. This research aims to assess the suitability of the beach tourism, swimming tourism and know carrying capacity ecological of Sadranan Beach. Analyze the potential of tourism activity that is suitable for the beach Sadranan and strategy of marine tourism development.This research was carried out in April-May 2016 with descriptive method. The determination of the sampling station using a purposive sampling method. Data analysis using the index of suitability of Tourism (IKW), Carrying Capacity Tourism Ecological, and for its development potential analysis using SWOT analysis.Sadranan Beach water quality in good condition, one of the natural phenomena in Sadranan is rock cliff with the chunks of rock volume is 16, 83m3, the depth is 0,73m – 1,27m, brightness water level reaches 100%, the beach slope is 8,80, the beach type is white sand, fresh water is available within a radius of 20 m, wave height by 2015 is 0, 271 m, speed of current year 2015 is 0, 055m/sec, the width of the beach 10, 317m, diverse in flora and fauna. This beach has a beach recreation category of IKW 85.71% whereas for the category of swimming 88,57%, these values are included in the category of very fit. Sadranan beach can accommodate around 34 persons for beach recreational an 40 persons for swimming recreation. In General, the beach is very suitable to be developed as a marine tourism area. 
Sebaran Jenis Lamun di Perairan Pulau Lirang Maluku Barat Daya Provinsi Maluku Muhammad Adi Saputro; Raden Ario; Ita Riniatsih
Journal of Marine Research Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.051 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25898

Abstract

ABSTRAK : Lamun adalah tumbuh-tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup pada lingkungan perairan laut dangkal, ekosistem padang lamun merupakan sebuah ekosistem pesisir yang mempunyai peranan ekologik penting bagi lingkungan laut dangkal yaitu sebagai habitat biota, produsen primer, penangkap sedimen (sediment trap) serta berperan sebagai pendaur zat hara dan elemen kelumit (trace element). Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi padang lamun adalah parameter lingkungan, yaitu suhu, salinitas, pH, DO, substrat dasar, dan kecerahan. Penelitian yang dilakukan di Perairan Pulau Lirang bertujuan untuk mengetahui kerapatan, sebaran jenis, dan parameter lingkungan yang mempengaruhi kondisi padang lamun di perairan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif yang dilakukan di 4 lokasi penelitian, yaitu bagian utara, timur, selatan, dan barat Pulau Lirang, yang masing-masing lokasi pengamatan terbagi 3 stasiun pengamatan. Jumlah jenis lamun yang ditemukan adalah sebanyak 10 jenis lamun, yaitu  Cymodocea rotundata, C. serrulata, Enhalus acoroides, Halodule pinifolia, H. uninervis, Halophila minor, H. ovalis, Syringodium isoetifolium, Thalassodendron ciliatum, dan Thalassia hempricii. Kerapatan lamun tertinggi terdapat pada stasiun T2 dengan jenis lamun Thalassia hempricii yang berjumlah 139,6 tegakan/m². Sedangkan kerapatan lamun terendah yaitu pada stasiun T1 dengan jenis lamun C. rotundata dan jumlah total 0,4 tegakan/m². Persen penutupan lamun yang didapatkan memiliki rentang nilai 0,8-68%. Nilai Indeks Morisita yang didapatkan adalah id<1 pada semua stasiun, hal tersebut termasuk dalam kategori pola penyebaran acak.
Kandungan Kadmium (Cd) dalam Air, Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Trimulyo Semarang Ibnu Wardani; Ali Ridlo; Endang Supriyantini
Journal of Marine Research Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.978 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25904

Abstract

ABSTRAK : Pertumbuhan kawasan pesisir yang pesat, menyebabkan terjadinya degradasi dari fungsi ekologis lingkungan pesisir terutama pada wilayah perairan. Selama beberapa tahun terakhir pencemaran perairan oleh logam berat telah menjadi masalah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena logam berat tidak bisa dihancurkan dan dapat terakumulasi di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Kadmium (Cd) dalam Air, Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna viridis) dan status pencemarannya di Perairan Trimulyo Semarang.Sampel diambil pada bulan April 2015 dan Januari 2016 di Perairan Trimulyo Semarang. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling Method. Analisa logam berat menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometry).Hasil penelitian menunjukan kandungan Kadmium dalam air di perairan Trimulyo Semarang pada bulan April 2015 berkisar antara 0,028-0,054 mg/L, sedangkan pada Januari <0,001 mg/L, sedangkan untuk kandungan Kadmium dalam sedimen di perairan Trimulyo Semarang pada bulan April 2015 berkisar antara 0,176-0,206 mg/kg, sedangkan pada Januari 2016 <0,004 mg/kg. Kandungan Kadmium dalam Kerang Hijau (P. Viridis) nilai sama pada kedua waktu yaitu <0,01 mg/kg. Menurut KepMen LH No.51 Tahun 2004 dan Wiconsin Department of Natural Resources tahun 2003. Status pencemaran Kadmium dalam air pada bulan April 2015 di Perairan Trimulyo Semarang telah melewati standar baku mutu yang ditetapkan. ABSTRACT : The rapid growth of coastal areas, causing degradation of ecological functions of coastal environments, especially in the water area. Over the past few years water pollution by heavy metals has become a problem in Indonesia. This is because heavy metals are not indestructible and can accumulate in the water. Penelitian aims to determine the content of Cadmium (Cd) in Water, Sediment, and green mussels (Perna viridis) and the status of pollution in the waters Trimulyo Semarang.Sampel taken in April 2015 and January 2016 in the waters Trmulyo Semarang. The research method used is descriptive method. Sampling was done by purposive sampling method. Heavy metal analysis using AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) The results of the study show the content of Cadmium in the water at the water Trimulyo Semarang in April 2015 ranged from 0.028 to 0.054 mg / L, whereas in January <0.001 mg / L, whereas for the content of Cadmium in sediment in waters Trimulyo Semarang in April 2015 ranged from 0.176 to 0.206 mg / kg, whereas in January 2016 <0,004 mg / kg. The content of Cadmium in Green mussels (P. Viridis) has an average value equal to the second time in the amount of <0.01 mg / kg. According to the decree of 2004 and the LH 51 Wiconsin Department of Natural Resources in 2003. Status of Cadmium contamination in the water in April 2015 in waters Trimulyo Semarang has passed the quality standard set.
Struktur Dan Komposisi Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove Di Kecamatang Genuk Kota Semarang Tarida Tarida; Rudhi Pribadi; Rini Pramesti
Journal of Marine Research Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.466 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25899

Abstract

ABSTRAK : Kawasan mangrove di pesisir Kecamatan Genuk Kota Semarang merupakan daerah dengan tingkat kegiatan manusia yang tinggi. Lahan ini banyak dikonversi menjadi lahan pemukiman, perindustrian dan tambak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi gastropoda pada kawasan mangrove. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga September 2015. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dan pengumpulan sampel menggunakan Sample Survey Method. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 lokasi, masing-masing lokasi terdiri dari 3 transek yang berukuran 5m x 5m. Sampel yang diperoleh diawetkan dan diidentifikasi (FAO Volume 1, 1998). Hasil penelitian diperoleh 9 spesies gasropoda dari 5 famili yaitu Sphaerassiminea miniata (Assiminidae), Cassidula nucleus, C.aurisfelis (Ellobidae), Littorina melanostoma (Littorinidae), Neritina violacea (Neritidae), Telescopium telescopium, Cerithidea obtusa, Terebralia palustris dan Pleuroploca trapezium (Potamididae). Spesies yang dominan adalah C.nucleus dan C.aurisfelis. Rata-rata kelimpahan gastropoda di seluruh lokasi adalah 98 ind/25m² hingga 155 ind/25m². Indeks keanekaragaman (H’) sebesar 0,96 – 1,17 termasuk kedalam kategori rendah-sedang. Indeks keseragaman (e) sebesar 0,72-0,80 termasuk dalam kategori sedang-tinggi. Indeks dominasi (c) menunjukkan tidak adanya spesies yang mendominasi pada lokasi penelitian. Secara keseluruhan pola sebaran gastropoda menunjukkan sebaran yang mengelompok (Clummped). Dan nilai indeks kesamaan komunitas antar lokasi yaitu 54,5% hingga 75%, berkategori sedang-tinggi. ABSTRACT : The area of mangroves in the coastal Kecamatan Genuk are high levels of human activity. Mangrove area were converted to settlements, industry and aquaculture. The purpose of this research would to determine the implementation about the structure and composition of  gastropod community at mangrove area. This research was conducted during July to September 2015. The method of this reseach is descriptive method and the collection of samples using the Sample Survey Method. This reseach divided at 3 locations, sampling performed measuring 5 m x 5 m. The samples obtained were preserved and identified (FAO book Volume 1, 1998). Results of this reseach was found 9 gasropods from 5 families namely, Sphaerassiminea miniata (Assiminidae), Cassidula nucleus, C.aurisfelis (Ellobidae), Littorina melanostoma (Littorinidae), Neritina violacea (Neritidae), Telescopium telescopium, Cerithidea obtusa, Terebralia palustris and Pleuroploca trapezium(Potamididae). The most dominant species is C.nucleus and C.aurisfelis. The average gastropod abundance of all locations ranged between 98 ind/25 m² up to 155 ind/25 m². The index of diversity (H') ranging between 0.96 –1.17 including low-medium category. The uniformity index (E) ranges from 0.72-0.80 is included in the category of medium-high. Dominance index (c) indicates the absence of a dominant species this research. The pattern of distribution gastropods indicating a clumped distribution. While the index value similarity between Community research location ranged from 54.5% to 75%, medium-high categories.
Rumput Laut Gracilaria sp. Sebagai Bioremedian Dalam Sistem Budidaya Polikultur Dengan Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ardiani Widya Wandira; Sunaryo Sunaryo; Sri Sedjati
Journal of Marine Research Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.742 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25900

Abstract

ABSTRAK : Kendala  dalam  budidaya  adalah menurunnya kualitas hasil produksi dan penurunan kualitas air. Dibutuhkan biofilter berupa rumput laut Gracilaria sp. untuk mengurangi keadaan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan kepadatan rumput laut sebagai bioremedian dalam sistem budidaya polikultur dengan Kepiting Bakau terhadap kandungan amonia (NH3), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), laju pertumbuhan kepiting bakau, dan rumput laut Gracillaria sp.  Penelitian di dilaksanakan pada bulan Desember 2015 - Januari 2016 di Laboratorium Basah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang.Penelitian Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 kali pengulangan.Perbedaan pemberian kepadatan rumput laut Gracilaria sp. sebagai bioremedian pada sistem budidaya polikultur Kepiting Bakau berpengaruh terhadap kandungan amonia (NH3), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-) dan. Kandungan amonia (NH3) tertinggi pada perlakuan A (0 g rumput laut) berkisar 0,1 mg/L - 0,47 mg/L dan terendah pada perlakuan D (300 g rumput laut) berkisar 0,04 mg/L-0,37 mg/L.  Kandungan nitrit (NO2-) tertinggi pada perlakuan A, berkisar 0,24 mg/L-0,4 mg/L, dan terendah perlakuan D sebesar 0,13 mg/L-0,26 mg/L. Kandungan nitrat (NO3-) tertinggi pada perlakuan A, berkisar antara 0,6 mg/L -4,59 mg/L, dan terendah perlakuan D sebesar 0,16 mg/L-2,87 mg/L. Laju pertumbuhan spesifik bobot harian kepiting bakau pada perlakuan A 0,27 % per hari, B 0,31 % per hari, C 0,44 % per hari dan D 0,56 % per hari dan laju pertumbuhan spesifik berat harian rumput laut Gracilaria sp.  pada perlakuan A 0 % (kontrol / tidak diberi rumput laut), B 0,49 % per hari,  C 0,3 % per hari dan D 0,21 % per hari. Hal ini perbedaan pemberian kepadatan rumput laut Gracilaria sp. sebagai bioremedian pada sistem budidaya polikultur kepiting bakau berpengaruh terhadap laju pertumbuhan spesifik harian Kepiting Bakau dan laju pertumbuhan spesifik harian rumput laut Gracilaria sp. ABSTRACT : One of the obstacles faced in aquaculture is decreasing quality of production as a result of water qualities deoterition. To reduce and overcome this situation is addition of biofilter. Biofilter used is seaweed Gracilaria sp. The study was aimed to know the influence density of difference seaweed as bioremedian in polyculture system with mud crab to ammonia (NH3), nitrite (NO2-), nitrate (NO3-), and the specific growth rate of mud crab and Gracilaria sp. This research was conducted in December 2015 to January 2016 at wet laboratory of the Department of Marine Fisheries and Marine Sciences Faculty of the University of Diponegoro in Semarang. This study used completely randomized designed (RAL) with 4 treatments and 3 replications.The effect give difference of density Gracilaria sp. as bioremedian on crab mud polyculture systems was affect the content of ammonia (NH3), nitrite (NO2-), nitrate (NO3-). The highest content of ammonia (NH3) in the treatment of A (0 g seaweed) ranged between 0,1 mg/L to 0,47 mg/L and the lowest content of ammonia (NH3)  in treatment D (300 g seaweed) ranged between 0,04 mg/L to 0,37 mg/L. The highest content of nitrite (NO2-)   in the treatment of A, ranging from 0,24 mg/L to 0,4 mg/L, and the lowest in treatment D with 0,13 mg/L to 0,26 mg/L. The highest content of nitrate (NO3-) in the treatment of A with 0,6 mg/L to 4,59 mg/L, and the lowest in treatment D with a content of 0,16 mg/L to 2,87 mg/L. Specific growth rate mud crab in treatment A 0,27 % / day, B 0,31 % / day, C 0,44 % / day dan D 0,56 % / day and specific growth rate of the seaweed Gracilaria sp on treatment A 0% (control / not given seaweed), B 0,49 % / day,  C 0,3 % / day dan D 0,21 % / day. The difference of Gracilaria sp.density as bioremedian on mud crab polyculture systems affected the specific growth rate of mud crab and specific growth rate Gracilaria sp.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 4 (2023): Journal of Marine Research Vol 12, No 3 (2023): Journal of Marine Research Vol 12, No 2 (2023): Journal of Marine Research Vol 12, No 1 (2023): Journal of Marine Research Vol 11, No 4 (2022): Journal of Marine Research Vol 11, No 3 (2022): Journal of Marine Research Vol 11, No 2 (2022): Journal of Marine Research Vol 11, No 1 (2022): Journal of Marine Research Vol 10, No 4 (2021): Journal of Marine Research Vol 10, No 3 (2021): Journal of Marine Research Vol 10, No 2 (2021): Journal of Marine Research Vol 10, No 1 (2021): Journal of Marine Research Vol 9, No 4 (2020): Journal of Marine Research Vol 9, No 3 (2020): Journal of Marine Research Vol 9, No 2 (2020): Journal of Marine Research Vol 9, No 1 (2020): Journal of Marine Research Vol 8, No 4 (2019): Journal of Marine Research Vol 8, No 3 (2019): Journal of Marine Research Vol 8, No 2 (2019): Journal of Marine Research Vol 8, No 1 (2019): Journal of Marine Research Vol 7, No 4 (2018): Journal of Marine Research Vol 7, No 3 (2018): Journal of Marine Research Vol 7, No 2 (2018): Journal of Marine Research Vol 7, No 1 (2018): Journal of Marine Research Vol 3, No 4 (2014): Journal of Marine Research Vol 3, No 3 (2014): Journal of Marine Research Vol 3, No 2 (2014): Journal of Marine Research Vol 3, No 1 (2014) : Journal of Marine Research Vol 2, No 4 (2013) : Journal of Marine Research Vol 2, No 3 (2013) : Journal of Marine Research Vol 2, No 2 (2013) : Journal of Marine Research Vol 2, No 1 (2013): Journal of Marine Research Vol 1, No 2 (2012): Journal of Marine Research Vol 1, No 1 (2012): Journal of Marine Research More Issue